Suatu saat nanti, Aku.

0 komentar


 Hembusan angin malam menggelitik bulu bulu halus ditubuh ku. Dalam waktu sekejap saja,tubuh ku dapat menyatu bersama rombongan angin angin malam itu. Menyusuri setiap titik kesedihan ku,setiap sudut kesuraman hidup ku.**
                Sudah saatnya aku berhenti berkelana. Sekarang petang telah menjemput ku dari perjalanan ku malam tadi. Kedua kelopak mata ini,serasa enggan untuk berkerut. Tulang tulang ku beku,segenap tenaga ku terkurung didalam butiran intan intan murahan yang secara ajaib jatuh dari sudut ruang mata ku.
                “Kenapa dengan hidup ku ?! Ya Tuhan ! Ambil saja nyawa ini !”
Hanya suara kicauan burung yang meramaikan hari ku itu.**
                Ku langkahkan sepasang kaki ku menuju kediaman Pak Horman. Dia lah satu satunya orang yang masih bisa aku harapkan demi sesuap nasi hari ini.
                Rumah nya tampak lengang hari ini. Tak ada tanda tanda akan kehidupan disana. Daun daun cemara yang berserakan diteras rumah semakin meyakinkan ku. Sekali lagi,tanpa ku izinkan intan intan murahan ini meluncur dengan bangga nya. Jemari kurus ku dengan sigap menyibakkan nya.
                “Huuh,harus kemana aku ya Allah ??” Desah ku sambil menghela nafas ku.
                Ku lanjutkan perjalanan ku,mengikuti keinginan sepasang kaki kurus ku ini. Ku lihat dari kejauhan sesosok lelaki tambun yang berdiri menghadang penglihatan ku. Lelaki itu melihat ku remeh. Yah,tentu saja. Itu sudah biasa bagi ku. Setiap orang yang melihat tubuh kering ku ini,pasti kan melakukan hal yang sama. Takdir ku begitu menyedihkan.
                Aku melangkah segan disampingnya. Ia melihat ku jijik sambil menutup kedua lubang bulat di atas mulutnya.

                “Heii heii ! Kau,kau yang disana, cepat kemari. Mau nasi tidak?” Teriaknya sambil menghentak hentakkan kaki besarnya itu. Aku tergesa gesa berlari menuju nya. Sebuah batu ditengah jalan itu membuat ku tersandung dan menabrak seorang lelaki berwajah sangar yang membawa sebuah koper hitam. Lelaki itu menatap ku tajam. Ia melempar ku dengan batu batu  disekitarnya. Aku berusaha untuk berlalu,tetapi ku lihat ia masih menatap ku dari kejauhan.** 



Posting Komentar

Thanks udah dibaca. jangan lupa yah, tinggalin komentar nya disini buat kenang-kenangan di blog aku ;)